Journal Review: Reengineering Support for Competitive Advantage Through Organizational Basis, Information and Communication Technology: A Literature Review
kata kunci: rekayasa proses bisnis, keuntungan kompetitif, organisasi, teknologi informasi dan komunikasi
Pendahuluan
Di awal tahun 1990-an, istilah Business Process
Reengineering (BPR) sudah dikenal dunia bisnis di Amerika sejak diperkenalkan
oleh Hummer (1993). Business Process Reengineering tidak hanya digunakan dalam
industri manufaktur tetapi juga di sektor bisnis untuk industri jasa. Hammer
adalah orang pertama yang memperkenalkan nama rekayasa ulang proses bisnis dan
dia dianggap sebagai Bapak rekayasa ulang proses bisnis. BPR sebelumnya
dianggap sebagai alat untuk membawa perubahan drastis pada proses bisnis dan
diadopsi oleh sebuah Perusahaan Amerika, yang berfokus pada sektor swasta, pada
awal 1990 sebagai pengganti penggunaan total quality management (TQM), sebuah
metode perbaikan yang dikembangkan di Jepang. BPR bisa disebut sebagai
pendekatan baru untuk organisasi yang membutuhkan manajemen proses untuk
membawa perubahan drastis pada kinerja organisasi.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menghimpun dan menginvestigasi penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan rekayasa ulang dengan Business Process Reengineering (BPR) di industri manufaktur untuk mencapai “keunggulan kompetitif”. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran umum tentang hubungan antara variabel BPR, variabel keunggulan bersaing, variabel komitmen organisasi, variabel manajemen perubahan organisasi, variabel teknologi informasi dan komunikasi, yang didukung oleh metode IDEF0.
Penelitian ini secara keseluruhan menggunakan sumber data sekunder dari penelitian yang dipublikasikan di jurnal dan dilanjutkan untuk variabel BPR, keunggulan bersaing, komitmen organisasi, manajemen perubahan organisasi, teknologi informasi dan komunikasi, yang didukung dengan metode IDEF0.
Kajian ini terbatas pada subjek penelitian yang ada di media online dan tujuan khususnya untuk mengkaji kemajuan di BPR yang utamanya berbasis pada organisasi, teknologi informasi dan keteknikan. Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa terdapat variabel yang berpengaruh terhadap BPR yaitu terkait keunggulan bersaing.
Kesimpulan
Penelitian atau prosiding sebelumnya menunjukkan bahwa
variabel keunggulan kompetitif, rekayasa ulang proses bisnis, komitmen
organisasi, manajemen perubahan organisasi dan informasi dan teknologi
komunikasi memiliki hubungan yang saling terkait. Untuk mampu bersaing dibawah
global perubahan, organisasi harus memiliki keunggulan kompetitif. Keunggulan
kompetitif ini didapat dengan implementasi BPR melalui perubahan organisasi.
Agar berhasil dalam implementasi BPR, organisasi harus memiliki komitmen
organisasi (dari tingkat atas ke bawah), manajemen perubahan organisasi (visi,
misi dan strategi), kapabilitas dan ketersediaan informasi dan teknologi komunikasi.
Model IDEF0 merupakan salah satu cara untuk mendukung
BPR. Suatu proses perubahan karena penggantian dari proses tradisional menjadi
berbasis teknologi dapat dijelaskan oleh IDEF0 yang menjelaskan urutan proses
berdasarkan aktivitas hierarki. Untuk setiap bangunan, blok terdiri dari
masukan: sesuatu yang diubah oleh aktivitas; control: sesuatu yang menentukan
bagaimana suatu aktivitas terjadi tetapi tidak diubah olehnya; keluaran: sesuatu
yang dihasilkan oleh aktivitas; dan mekanisme: orang, fasilitas, mesin, atau
lainnya yang menjalankan aktivitas.
Komentar
Posting Komentar